Jumat, 01 Januari 2010

LANDASAN GERAKAN

LANDASAN GERAKAN (BAB II)

BAGIAN II

LANDASAN GERAKAN

Landasan Islam

Cita-cita sebuah bangsa yang digambarkan al-Qur’an adalah menjadi negeri yang baik dan Tuhan-pun mengampuni penduduknya بلدة طيبة و رب غفور. Kenyataan berbicara lain, bahwa di negeri ini krisis menimpa bertubi-tubi dan berkepanjangan. Al-Qur’an menjelaskan sumber-sumber utama yang bersifat permanen merupakan akar krisis berat yang dialami sebuah umat atau bangsa. Krisis multidimensional ini disadari sebagai sebuah keniscayaan yang akan dialami oleh bangsa-bangsa. Allah berfirman, ”Dan tidak ada suatu negeri pun (yang durhaka penduduknya), melainkan Kami membinasakannya sebelum hari Kiamat atau Kami siksa (penduduknya) dengan siksaan yang sangat keras. Yang demikian itu telah tertulis di dalam Kitab (Lauh Mahfuz).” (QS. Al-Isra: 58). Namun demikian, Allah pun menjelaskan akar penyebab terjadinya krisis tersebut. Negeri ini rusak diakibatkan beberapa faktor mendasar di bawah ini di antaranya:

Pertama, lalainya masyarakat terhadap prinsip-prinsip kebenaran agama

”Maka ketika mereka melupakan peringatan yang telah diberikan kepada mereka, Kami pun membukakan semua pintu (kesenangan) untuk mereka. Sehingga ketika mereka bergembira dengan apa yang telah diberikan kepada mereka, Kami siksa mereka secara tiba-tiba, maka ketika itu mereka terdiam putus asa.” (QS. Al-An’am: 44)

Kedua, melemahnya daya kritis peran-peran bargaining position konstruktif terhadap realitas ketimpangan yang terjadi.

”Maka setelah mereka melupakan apa yang diperingatkan kepada mereka, Kami selamatkan orang-orang yang melarang orang yang berbuat jahat dan Kami timpakan kepada orang-orang yang zalim siksaan yang keras, disebabkan mereka selalu berbuat fasik.” (QS. Al-A’raf: 165)

Ketiga, tidak mensyukuri nikmat material dan spiritual yang telah disediakan

”Allah tidak akan menyiksamu, jika kamu bersyukur dan beriman. Dan Allah Maha Mensyukuri Maha Mengetahui.” (QS. An-Nisa’: 147)

Keempat, kekuasaan yang cenderung merusak potensi kebaikan dan tatanan masyarakat

”Dia (Balqis) berkata, ”Sesungguhnya raja-raja apabila menaklukan suatu negeri, mereka tentu akan membinasakannya, dan menjadikan penduduknya yang mulia menjadi terhina; dan demikian pula yang akan mereka perbuat.” (QS. An-Naml: 34)

Kelima, hilangnya keharmonisan dan kontrol sosial

”Seandainya Allah tidak menolak (keganasan) sebagian manusia dengan sebagian yang lain, tentu telah dirobohkan biara-biara Nasrani, gereja-gereja, rumah-rumah ibadah orang Yahudi dan masjid-masjid, yang di dalamnya banyak disebut nama Allah. (QS. Al-Hajj: 40)

”Dan kalau Allah tidak melindungi sebagian manusia dari keganasan manusia yang lain, niscaya rusaklah bumi ini.” (QS. Al-Baqarah: 251)

”Dan janganlah kamu memaki sesembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa dasar pengetahuan. Demikianlah, Kami jadikan setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka. Kemudian kepada Tuhan tempat kembali mereka, lalu Dia akan memberitahukan kepada mereka apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. Al-An’am: 108)

”Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari laki-laki dan perempuan dan menjadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kalian saling mengenal. Sesungguhnya orang yang mulia di antara kalian di sisi Allah adalah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Keenam, hilangnya nuansa Rabbaniyah dan terputus dari relasi spirit nubuwah

”Dan Allah tidak akan menghukum mereka, selama engkau (Muhammad) berada di antara mereka. Dan tidaklah (pula) Allah akan menghukum mereka, sedang mereka (masih) memohon ampunan.” (QS. Al-Anfal: 33)

Krisis multidimensional ini tidak bisa dibiarkan berlangsung, harus ada langkah-langkah praktis agar harga diri sebagai umat dan bangsa kembali mulia (QS. Ali Imran: 110). ”Dan janganlah kamu (merasa) lemah, dan jangan (pula) bersedih hati, sebab kamu paling tinggi (derajatnya), jika kamu beriman.” (QS. Ali Imran: 139). Keimanan dan ketakwaan akan memiliki signifikansinya dalam proses perubahan kehidupan ini jika diimplementasikan secara aplikatif.

”Wahai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dan carilah wasilah untuk mendekatkan diri kepada-Nya, dan bersungguh-sungguhlah di dalamnya agar kamu beruntung.” (QS. Al-Maidah: 35). Wasilah itu sudah digariskan al-Qur’an secara jelas dengan menciptakan tandzim (organisasi) gerakan. ”Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebaikan, menyuruh (berbuat) yang ma’ruf, dan mencegah dari yang munkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali Imran: 104). ”Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya berbaris teratur bagaikan bangunan yang tersusun kokoh.” (QS. Ash-Shaff: 4)

Kehadiran KAMMI merupakan wujud dari kewajiban yang diperintahkan Allah dalam rangka ikut andil dalam proses perubahan masyarakat Indonesia menuju tatanan lebih baik sesuai manhaj Islam. Al-Qur’an (QS. Ali Imran: 110) secara spesifik merancang program kerja gerakan yang harus dilakukan secara intensif, yakni:

1. Mendukung dan menyelenggarakan proyek-proyek kebaikan

2. Mendukung dan menggalang perlawanan terhadap proyek-proyek kejahatan

3. Melakukan penyadaran Ilahiyah sebagai pusat tujuan.

KAMMI sebagai organisasi pergerakan (harakatut tajnid) memiliki peran strategis untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar secara elegan. Namun gerakan dakwah akan mengalami kelesuan jika tidak diimbangi dengan memaksimalkan fungsinya sebagai organisasi pengkaderan (harakatul ’amal). Al-Qur’an pun secara spesifik menetapkan program kerja kaderisasi yang bersifat permanen. ”Dan persiapkanlah dengan segala kemampuan untuk menghadapi mereka dengan kekuatan yang kamu miliki dan dari pasukan berkuda yang dapat menggentarkan musuh Allah, musuhmu dan orang-orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya, tetapi Allah mengetahuinya. Apa saja yang kamu infakkan di jalan Allah niscaya akan dibalas dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dizalimi (dirugikan).” (QS. Al-Anfal: 60). Ayat ini memandu gerakan untuk selalu memberikan perhatian lebih pada kaderisasi. Di samping itu, ayat ini juga memberi isyarat bahwa out put kader yang dihasilkan harus memiliki ketangguhan serta kompetensi yang diperhitungkan publik.

Keberadaan kader yang tangguh ini merupakan prasyarat terwujudnya momentum yang Allah janjikan bahwa kelak negeri ini akan berada di bawah tampuk kepemimpinan Islam yang adil serta ditopang oleh infrastruktur orang-orang shaleh yang kuat.

”Allah telah menjanjikan kepada orang-orang di antara kamu yang beriman dan yang mengerjakan kebaikan (amal shaleh), bahwa Dia sungguh akan menjadikan mereka berkuasa di bumi sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka dengan agama yang telah Dia ridhai.

Dan Dia benar-benar mengubah (keadaan) mereka, setelah berada dalam ketakutan menjadi aman sentosa. Mereka tetap menyembah-Ku dengan tidak mempersekutukan-Ku dengan sesuatu pun. Tetapi barang siapa (tetap) kafir setelah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik.”

(QS. An-Nur: 55)

Kaderisasi KAMMI dalam hal ini berkonsentrasi untuk mencetak man power gerakan yang akan dipersembahkan pada bangsa ini. ”Dan sungguh, telah Kami tulis di dalam Zabur setelah (tertulis) di dalam Az-Zikr (Lauh Mahfuz), bahwa bumi ini akan diwarisi oleh hamba-hamba-Ku yang shaleh.” (QS. Al-Anbiya’: 105)

Landasan Filosofi Gerakan

Kaderisasi KAMMI yang termaktub dalam Manhaj Kaderisasi 1427 H ini melandaskan pada bingkai yang telah digariskan di dalam Filosofi Gerakan KAMMI. Filosofi gerakan ini merupakan landasan utama dan spirit perjuangan yang menjiwai gerakan KAMMI. Dari bangunan filosofi gerakan inilah diharapkan lahirnya kader-kader KAMMI dengan kultur gerakan yang khas dan istimewa. Kekhasan ini menjadikan gerakan memiliki kekuatan bangunan integralitas internal dan aman dari bahaya eksternal yang akan merusaknya. Filosofi Gerakan KAMMI mencakup visi, misi, prinsip, karakter organisasi, paradigma gerakan, unsur-unsur perjuangan dan kredo gerakan KAMMI. Ciri yang melekat dari kader yang ingin dihasilkan dari filosofi gerakan ini adalah integralitas dan progresivitas kader di medan amal perjuangan Islam.

Visi KAMMI

KAMMI adalah wadah perjuangan permanen yang akan melahirkan pemimpin masa depan yang tangguh dalam upaya mewujudkan masyarakat Islami di Indonesia.

Misi KAMMI

a. Membina keislaman, keimanan, dan ketaqwaan mahasiswa muslim Indonesia.

b. Menggali, mengembangkan, dan memantapkan potensi dakwah, intelektual, sosial, dan politik mahasiswa.

c. Mencerahkan dan meningkatkan kualitas masyarakat Indonesia menjadi masyarakat yang rabbani, madani, adil, dan sejahtera.

d. Memelopori dan memelihara komunikasi, solidaritas, dan kerjasama mahasiswa Indonesia dalam menyelesaikan permasalahan kerakyatan dan kebangsaan.

e. Mengembangkan kerjasama antar elemen masyarakat dengan semangat membawa kebaikan, menyebar manfaat, dan mencegah kemungkaran (amar ma`ruf nahi munkar).

Prinsip Gerakan KAMMI

a. Kemenangan Islam adalah jiwa perjuangan KAMMI

b. Kebathilan adalah musuh abadi KAMMI

c. Solusi Islam adalah tawaran perjuangan KAMMI

d. Perbaikan adalah tradisi perjungan KAMMI

e. Kepemimpinan umat adalah strategi perjuangan KAMMI

f. Persaudaraan adalah watak muamalah KAMMI

Karakter Organisasi KAMMI

KAMMI adalah organisasi kader (harokatut tajnid) dan organisasi pergerakan (harokatul ‘amal).

Paradigma Gerakan KAMMI

1. KAMMI adalah Gerakan Da’wah Tauhid

a. Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan pembebasan manusia dari berbagai bentuk penghambaan terhadap materi, nalar, sesama manusia dan lainnya, serta mengembalikan pada tempat yang sesungguhnya: Allah swt.

b. Gerakan Da’wah Tauhid merupakan gerakan yang menyerukan deklarasi tata peradaban kemanusiaan yang berdasar pada nilai-nilai universal wahyu ketuhanan (Ilahiyyah) yang mewujudkan Islam sebagai rahmat semesta (rahmatan lil ‘alamin).

c. Gerakan Da’wah Tauhid adalah gerakan perjuangan berkelanjutan untuk menegakkan nilai kebaikan universal dan meruntuhkan tirani kemungkaran (amar ma’ruh nahi munkar)

2. KAMMI adalah Gerakan Intelektual Profetik

a. Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang meletakkan keimanan sebagai ruh atas penjelajahan nalar akal

b. Gerakan Intelektual Profetik merupakan gerakan yang mengembalikan secara tulus dialektika wacana pada prinsip-prinsip kemanusiaan yang universal

c. Gerakan Intelektual Profetik adalah gerakan yang mempertemukan nalar akal dan nalar wahyu pada usaha perjuangan perlawanan, pembebasan, pencerahan, dan pemberdayaan manusia secara organik.

3. KAMMI adalah Gerakan Sosial Independen

  1. Gerakan Sosial Independen adalah gerakan kritis yang menyerang sistem peradaban materialistik dan menyerukan peradaban manusia berbasis tauhid.
  2. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan kultural yang berdasarkan kesadaran dan kesukarelaan yang berakar pada nurani kerakyatan.
  3. Gerakan Sosial Independen merupakan gerakan pembebasan yang tidak memiliki ketergantungan pada hegemoni kekuasaan politik-ekonomi yang membatasi.

4. KAMMI adalah Gerakan Politik Ekstraparlementer

  1. Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan perjuangan melawan tirani dan menegakkan demokrasi yang egaliter.
  2. Gerakan Politik Ekstraparlementer adalah gerakan sosial kultural dan struktural yang berorientasi pada penguatan rakyat secara sistematis dengan melakukan pemberdayaan institusi-institusi sosial/rakyat dalam mengontrol proses demokrasi formal.

Unsur-unsur Perjuangan KAMMI

Agar dakwah dapat tumbuh berkelanjutan secara seimbang, tetap berada pada orientasi yang benar, mampu mengelola amanah dan masalah, dan terus memiliki kekuatan untuk mewujudkan tujuan-tujuannya, maka KAMMI menyusun dirinya di atas unsur-unsur sebagai berikut:

1. bina’ al-qo’idah al-ijtima’iyah (membangun basis sosial), yaitu membangun lapisan masyarakat yang simpati dan mendukung perjuangan KAMMI yang meliputi masyarakat umum, mahasiswa, organisasi dan lembaga swadaya masyarakat, pers, tokoh, dan lain sebagainya.

2. bina’ al-qo’idah al-harokiyah (membangun basis operasional), yaitu mambangun lapisan kader KAMMI yang bergerak di tengah-tengah masyarakat untuk merealisasikan dan mengeksekusi tugas-tugas dakwah yang telah digariskan KAMMI.

3. bina’ al-qo’idah al-fikriyah (membangun basis konsep), yaitu membangun kader pemimpin yang mampu menjadi teladan masyarakat, memiliki kualifikasi keilmuan yang tinggi sesuai bidangnya, yang menjadi guru bagi gerakan, mengislamisasikan ilmu pengetahuan pada bidangnya, dan memelopori penerapan solusi Islam terhadap berbagai segi kehidupan manusia.

4. bina’ al-qo’idah al-siyasiyah (membangun basis kebijakan), yaitu membangun kader ideolog, pemimpin gerakan yang menentukan arah gerak dakwah KAMMI, berdasarkan situasi dan kondisi yang berkembang.

Keempat unsur tersebut merupakan piramida yang seimbang, harmonis dan kokoh, yang menjamin keberlangsungan gerakan KAMMI.

Kredo Gerakan

a. Kami adalah orang-orang yang berpikir dan berkendak merdeka. Tidak ada satu orang pun yang bisa memaksa kami bertindak. Kami hanya bertindak atas dasar pemahaman, bukan taklid, serta atas dasar keikhlasan, bukan mencari pujian atau kedudukan.

b. Kami adalah orang-orang pemberani. Hanyalah Allah yang kami takuti. Tidak ada satu makhluk pun yang bisa menggentarkan hati kami, atau membuat kami tertunduk apalagi takluk kepadanya. Tiada yang kami takuti, kecuali ketakutan kepada-Nya.

c. Kami adalah para petarung sejati. Atas nama al-haq kami bertempur, sampai tidak ada lagi fitnah di muka bumi ini. Kami bukan golongan orang yang melarikan diri dari medan pertempuran atau orang-orang yang enggan pergi berjihad. Kami akan memenangkan setiap pertarungan dengan menegakkan prinsip-prinsip Islam.

d. Kami adalah penghitung risiko yang cermat, tetapi kami bukanlah orang-orang yang takut mengambil risiko. Syahid adalah kemuliaan dan cita-cita tertinggi kami. Kami adalah para perindu surga. Kami akan menyebarkan aromanya di dalam kehidupan keseharian kami kepada suasana lingkungan kami. Hari-hari kami senantiasa dihiasi dengan tilawah, dzikir, saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, diskusi-diskusi yang bermanfaat dan jauh dari kesia-siaan, serta kerja-kerja yang konkret bagi perbaikan masyarakat. Kami adalah putra-putri kandung dakwah, akan beredar bersama dakwah ini ke mana pun perginya, menjadi pembangunnya yang paling tekun, menjadi penyebarnya yang paling agresif, serta penegaknya yang paling kokoh.

e. Kami adalah orang-orang yang senantiasa menyiapkan diri untuk masa depan Islam. Kami bukanlah orang yang suka berleha-leha, minimalis dan loyo. Kami senantiasa bertebaran di dalam kehidupan, melakukan eksperimen yang terencana, dan kami adalah orang-orang progressif yang bebas dari kejumudan, karena kami memandang bahwa kehidupan ini adalah tempat untuk belajar, agar kami dan para penerus kami menjadi perebut kemenangan yang hanya akan kami persembahkan untuk Islam.

f. Kami adalah ilmuwan yang tajam analisisnya, pemuda yang kritis terhadap kebatilan, politisi yang piawai mengalahkan muslihat musuh dan yang piawai dalam memperjuangkan kepentingan umat, seorang pejuang di siang hari dan rahib di malam hari, pemimpin yang bermoral, teguh pada prinsip dan mampu mentransformasikan masyarakat, guru yang mampu memberikan kepahaman dan teladan, sahabat yang tulus dan penuh kasih sayang, relawan yang mampu memecahkan masalah sosial, warga yang ramah kepada masyarakatnya dan responsif terhadap masalah mereka, manajer yang efektif dan efisien, panglima yang gagah berani dan pintar bersiasat, prajurit yang setia, diplomat yang terampil berdialog, piawai berwacana, luas pergaulannya, percaya diri yang tinggi, semangat yang berkobar tinggi.

Platform Integralitas Manhaj Kaderisasi

Di dalam al-Qur’an surat Ali Imran: 146-147, Allah berfirman, ”Dan betapa banyak nabi yang berperang didampingi sejumlah besar dari para pengikut(nya) yang bertakwa. Mereka tidak (menjadi) lemah karena bencana yang menimpanya di jalan Allah, tidak patah semangat dan tidak (pula) menyerah (kepada musuh). Dan Allah mencintai orang-orang yang sabar. Dan tidak lain ucapan mereka hanyalah do’a, ”Ya Tuhan Kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebihan (dalam) urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap orang-orang kafir.”

Ayat ini memiliki tiga kandungan:

1. bahwa nabi didampingi oleh kader-kader mujahid yang banyak

2. kader yang membersamai perjuangan nabi memiliki kualitas yang kokoh: tidak lemah atas berbagai ujian yang ditimpakan pada mereka, tidak patah semangat, dan pantang menyerah

3. para mujahid tersebut menyadari kelemahan-kelemahan dan kesalahan dirinya dan memicu diri untuk bangkit menjadi yang terbaik atas bantuan Allah.

Dalam konteks kaderisasi, ayat ini mengisyaratkan tiga sasaran kaderisasi:

1. to raise the quantity (نمو الكمية) atau pertambahan jumlah

2. to develop the quality (نمو النوعية) atau peningkatan kualitas

3. to build the competency (نمو القدرة) atau pembangunan kompetensi

Pertambahan Kuantitas

Gerakan dakwah adalah menyeru manusia sebanyak-banyaknya pada kebaikan. Namun dakwah dalam pengertian yang luas tidak sekedar mengenalkan Islam dan menunjukkan manusia pada kebaikan semata, lebih dari itu gerakan dakwah akan semakin eksis ketika mendapat simpati masyarakat dan didukung oleh jumlah kader yang banyak dan produktif. Perkembangan problematika umat akan semakin ringan jika beban tersebut dipikul banyak kadernya. Unsur paling pokok dalam pertumbuhan gerakan adalah keharusan memperhatikan:

1. Ekspansi rekrutmen gerakan

Ekspansi rekrutmen gerakan KAMMI meliputi:

a. Perluasan pengenalan KAMMI, di antaranya Pra DM1 dan kegiatan-kegiatan yang mengenalkan KAMMI secara menarik.

b. Optimalisasi koneksi penjaringan

c. Optimalisasi Daurah Marhalah I

2. Disiplin dalam menerapkan manhaj gerakan

Manhaj Kaderisasi 1427 H ini harus ditopang dengan disiplin perangkat kaderisasi secara optimal.

a. Penyiapan pemandu yang terlatih dan kompeten

b. Optimalisasi Madrasah KAMMI

c. Optimalisasi Sekolah-sekolah Peradaban KAMMI

d. Peningkatan kemampuan pemandu dalam aspek penguasaan manhaj

e. Peningkatan mutu fungsi manajemen dan administrasi kaderisasi

3. Pengokohan struktur gerakan

Peningkatan jumlah kader harus ditopang oleh struktur gerakan yang kokoh, ada dua hal yang harus dikuatkan.

a. Disiplin dalam manajemen mekanisme organisasi

b. Memobilisasi potensi dengan stok ukhuwah di antaranya melalui kegiatan-kegiatan yang menghadirkan banyak kader.

Peningkatan Kualitas

Kualitas kader ditentukan oleh Indeks Jati Diri Kader (IJDK) di setiap jenjangnya. IJDK KAMMI adalah kualitas inti yang membentuk karakteristik kader KAMMI di setiap jenjang pengkaderannya. IJDK KAMMI Manhaj Kaderisasi 1427 H meliputi aqidah, fikrah dan manhaj perjuangan, akhlak (syakhsiyah Islamiyah-harakiyah), ibadah, tsaqofah ke-Islam-an, wawasan ke-Indonesia-an, kepakaran dan profesionalitas, kepakaran dan profesionalitas, kemampuan sosial politik, pergerakan dan kepemimpinan, serta pengembangan diri.

Peningkatan kualitas kader mengacu pada peningkatan (tarqiyah) yang dilakukan baik dalam pengkaderan qabla tanzhim maupun ba’da tanzhim. Untuk meningkatkan kualitas ini setiap kader KAMMI hendaknya meningkatkan interaksi dengan filosofi gerakan, sebab pertumbuhan kualitas gerakan sangat terpengaruh oleh sejauh mana interaksi kader di setiap jenjang dengan filosofi gerakan ini berlangsung.

Ada tiga unsur yang meningkatkan interaksi para kader dengan filosofi gerakan,

1. Syarat-syarat menjadi anggota biasa (di tiap tingkatan),

2. Cara-cara pembentukan anggota biasa (di tiap tingkatan),

3. Cara-cara penilaian terhadap kualitas anggota biasa (di tiap tingkatan).

Gerakan KAMMI akan kuat, kokoh, dan mengembang dengan baik jika tarbiyah (kepemanduan) dan keterlibatan dalam struktur gerakan menjadi wajib bagi setiap kader. Maka dari dua hal ini proses peningkatan akan berjalan lancar. Peningkatan kualitas kader ini meliputi pembentukan (at-tansi’ah), pemeliharaan (ar-ri’ayah), pengembangan (at-tanmiyah), pengarahan (at-taujih), dan pemberdayaan (at-tazwif).

Plaform Integralitas Kaderisasi KAMMI di atas akan lebih kuat dengan diikat oleh prinsip kaderisasi KAMMI berikut ini:

1. kaderisasi sebagai kultur gerakan, yaitu bahwa:

@ kaderisasi adalah budaya gerakan KAMMI bukan semata sistem atau program organisasi

@ kaderisasi merupakan jiwa gerakan KAMMI

@ mengkader adalah karakter dan mentalitas kader KAMMI, bukan hak, beban atau kewajiban

2. kaderisasi integratif, yaitu bahwa:

@ kaderisasi KAMMI adalah turunan langsung visi dan misi KAMMI

@ seluruh ragam aktifitas gerakan KAMMI yang dilakukan oleh berbagai tingkat dan bagian organisasi KAMMI merupakan pencapaian tujuan kaderisasi KAMMI

@ aktualisasi kader dalam beragam aktivitas intra maupun ekstra gerakan adalah bagian dari kaderisasi KAMMI

3. kaderisasi yang menyeluruh (komprehensif), yaitu bahwa:

@ kaderisasi KAMMI menyangkut beragam aspek kemanusiaan dan kepribadian

@ kaderisasi KAMMI mengembangkan beragam potensi dan kompetensi individu kader

@ kaderisasi KAMMI memenuhi pendidikan pada beragam aspek kemasyarakatan seperti sosial,budaya, politik, ekonomi dan hukum

4. kaderisasi berorientasi hasil, yaitu bahwa:

@ kaderisasi KAMMI berorientasi pada pencapaian kapasitas pribadi kader yang unggul dan mandiri (tarbiyah dzatiyah) dengan orientasi minimal adalah pencapaian IJDK

DIarsipkan di bawah: MANHAJ 1427 H

Tidak ada komentar:

Posting Komentar